TUGAS
DEGRADASI
DAN REHABILITASI LAHAN
(Upaya-upaya
pencegahan degradasi)
Disusun Oleh
|
NAMA :
|
HIKMATUL AMNI
|
|
N I M :
|
C1M 013 076
|
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MATARAM
2016
A.
Pengertian
degradasi
Degradasi lahan merupakan menurunnya
kualitas dan kuantitas suatu lahan yang meliputi beberapa aspek, seperti aspek
fisika tanah, kimia tanah, biologi tanah, pada suatu luasan lahan. Dalam praktek budidaya pertanian sendiri sering akan menimbulkan dampak
pada degradasi lahan. Dua faktor penting dalam usaha pertanian yang potensial
menimbulkan dampak pada sumberdaya lahan, yaitu tanaman dan manusia (sosio
kultural) yang menjalankan pertanian. Diantara kedua faktor, faktor manusia yang
dapat memberikan dampak positip atau negatip pada suatu lahan, tergantung dalam
pengelolaan pertanian yang dilakukan. Apabila dalam menjalankan pertaniannya
benar maka akan berdampak positip, namun apabila cara menjalankan pertaniannya
salah maka akan berdampak negatif. Kegiatan menjalankan pertanian atau cara
budidaya pertanian yang menimbulkan dampak antara lain meliputi kegiatan
pengolahan tanah, penggunaan sarana produksi yang tidak ramah lingkungan (pupuk
dan insektisida) serta sistem budidaya termasuk pola tanam yang mereka gunakan.
B. Penanggulangan dan Pencegahan Degaradasi Lahan
Untuk mencegah degradasi lahan, diperlukan upaya yang dilakukan agar
keberadaan lahan dapat terus dimanfaatkan dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan. Upaya – upaya yang dilakukan misalnya sebagai berikut :
1.
Lahan – lahan yang tiak cocok untuk
pertanian sebaiknya dijadikan sebagai hutan, seperti lereng gunung yang curam
atau daerah tanah berkapur yang mudah longsor
2.
Lahan – lahan yang kering sebaiknya dibuat teras agar dapat mengurangi
aliran dipermukaan.
3.
Daerah yang memiliki curah hujan tinggi
seperti Jawa Barat, lahan yang miring tidak hanya dibuat sengkedan, saluran
pelepas air perlu dibuat memanjang lereng.
4.
Hindari penyiangan yang bersih di antara
tanaman keras. Jika tidak ada pupuk hijau penutup tanah, dapat pula dengan
rumput yang tidak berbahaya bagi tanaman pokok. Keberadaan tanaman penutup
tanah juga menentukan tingkat erosi
5.
Melakukan reboisasi terhadap lahan yang
sudah kritis
6.
Tidak membakar hutan pada musim kemarau.
Selain dapat menyebabkan degradasi lahan,asap dari kebakaran tersebut juga
menimbulkan polusi udara
C. Remediasi
Remediasi adalah
kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah. Sebelum dilakukan remediasi hal
yang perlu diketahui adalah:
- Jenis perusak atau pencemar (organik/ anorganik), terdegredasi/ tidak, berbahaya atau tidak.
- Berapa banyak zat perusak/ pencemar yang telah merusak/ mencemari tanah tersebut.
- Perbandingan Karbon (C), Nitrogen (N), dan Fosfat (P)
- Jenis tanah
- Kondisi tanah (basa, kering)
- Telah berapa lama zat perusak terendapkan di lokasi tersebut.
Ada dua jenis remediasi tanah:
a) In situ
(on-site)
In situ adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih
mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
b) Ex situ
(off site)
Ex situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian
dibawa ke daerah yang aman. Dari daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar, caranya:
·
Tanah Tersebut Disimpan Di Bak/
Tangki Yang Kedap
·
Kemudian Pembersih Dipompakan Ke Bak/
Tangki Tersebut
·
Selanjutnya zat perusak/ pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah
air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
D. Bioremediasi
Bioremediasi adalah
proses pembersihan perusakan atau pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbondioksida dan air).
Empat teknik dasar yang biasanya digunakan dalam bioremediasi:
- Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrient, pengaturan kondisi redoks, optimasi PH, dan sebagainya.
- Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
- Penerapan immobilized enzymes.
- Penggunaan tanaman (phyroremediation)
Proses bioremediasi harus memperhatikan:
§ temperatur
tanah
§ ketersediaan air
§ nutrient
(N,P,K)
§ Perbandingan
C:N kurang dari 30:1
§ ketersediaan
oksigen
DAFTAR PUSTAKA
http://www.e-dukasi.net/modul-online/Mo-132
http://www.wikipedia.com
http://id.wikipedia.org
Tandjung,S.D.
Dasar-Dasar ekologi Untuk Lingkungan Hidup. PPLH-UGM. Kursus AMDAL-A
http://army-as.web.id
ARMY-AS.WEB.ID
ARCHIVE FILE

Tidak ada komentar:
Posting Komentar